Kratom Si “Daun Surga” Kini Obat Modern
Font Terkecil
Font Terbesar
Karawang : Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi menjalin kerja sama strategis dengan PT Soho Industri Pharmasi (SIP) untuk meneliti dan mengembangkan tanaman kratom (Mitragyna speciosa) sebagai bahan obat modern.(13/10/25).
Kratom, tanaman tropis yang banyak tumbuh di Kalimantan, selama ini dikenal sebagai obat tradisional dan bahkan telah menjadi komoditas ekspor hingga ke Amerika Serikat.
Kolaborasi BRIN dan PT SIP ini berfokus pada riset potensi kratom sebagai analgesik atau pereda nyeri, melanjutkan penelitian yang telah dijalankan sejak tahun 2022.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, dalam keterangan tertulis pada Minggu (12/10/2025) mengatakan, kolaborasi seperti ini menjadi langkah penting untuk memperkuat pengembangan industri farmasi nasional berbasis riset.
“BRIN sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam penelitian dan pengembangan produk dengan industri, sehingga tidak perlu investasi besar di bidang itu. Hal ini kita lakukan supaya pengembangan produk berbasis riset di industri lokal kita semakin kuat,” ujar Laksana.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat BRIN, Masteria Yunovilsa Putra, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari arahan pemerintah untuk meneliti secara menyeluruh sisi positif maupun negatif tanaman kratom. Dalam keterangannya pada akhir pekan lalu, Masteria menyebut bahwa hasil riset BRIN menunjukkan adanya senyawa bioaktif pada kratom yang berpotensi sebagai anti-inflamasi, analgesik, anti-kanker, dan anti-diabetes.
Menurut Masteria, BRIN telah memaparkan hasil penelitian tersebut kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Berdasarkan arahan BPOM, BRIN kini melanjutkan riset ke tahap uji praklinis dan uji klinis, sekaligus menyiapkan langkah hilirisasi agar hasil riset bisa dimanfaatkan industri.
Ia menambahkan, ruang lingkup kerja sama juga mencakup transfer teknologi dari BRIN ke PT SIP, terutama mengenai metode ekstraksi kratom yang disebutnya “unik dan berbeda dari proses ekstraksi herbal pada umumnya”.
“Untuk tahap awal, kami akan melakukan Co-Development formula analgesik dengan PT SIP berdasarkan data in vitro dan in vivo yang kami miliki,” jelas Masteria.
Kerja sama BRIN dan PT SIP ini menandai langkah besar Indonesia dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk kemajuan industri farmasi nasional. Selain membuka peluang ekonomi baru, penelitian ini juga menjadi dasar penting untuk menyusun regulasi dan pemanfaatan kratom secara ilmiah dan berkelanjutan di masa depan.(*)